10 November, 2007

Hari Pahlawan


"PAHLAWAN SEJATI" ....10 NOVEMBER
by : Wawan Kristanto

31-Okt-2007, 01:35:17 WIB [www.kabarindonesia.com]

Sumber foto : www.iisg.nl/today/nl/10-11.php

Baju hijau tua dan topi berwarna kuning tua dikeluarkan dari dalam sebuah lemari kayu tua yang setiap dibuka pintunnya berbunyi. Tidak lupa juga dengan setellan celana panjang hijau tua diletakkan di sebelah baju hijau tua. Tanda pangkat yang tanpa arti pun di keluarkan dari dalam laci yang berada di dalam lemari sambil di temani beberapa bintang tanda jasa. Seorang laki-laki tua yang berumur kira-kira enam puluh dua tahun memakai baju dan celana panjang berwarna hijau tua yang baru saja dia keluarkan dari dalam lemari. Dengan tangan yang gemetaran dia pasang tanda pangkat di kebajunya serta bintang penghargaannya.

Sepatu usang yang tersembunyi di balik pintu kamarnya dia ambilnya dan di pasangnya ke kakinya. Setelah semuanya terpakai dan terpasang. Laki-laki tua itu berdiri di depan sebuah kaca, sejenak diperhatikannya garis-garis keriput di wajahnya sebanyak jumlah umurnya. Dipegangnya rambut putih yang hanya tumbuh tipis di kepalanya. Beberapa kali disibakkan dengan jemari tangannya agar rambutnya rapi tanpa menggunakan sisir. Bukan karena dia tidak mempunyai sisir semata-mata hanya karena jemari tangannya lebih pantas untuk menyisir rambutnya daripada sisir yang hanya akan membuat lecet kulit kepalanya karena begitu tipis rambut berwarna putih yang tumbuh di kepala, setipis sisa umur hidupnnya.

Topi kuning tua yang mempunyai bentuk sama dengan topi seorang perwira militer hanya warnanya saja yang berbeda diapasang dengan perlahan-lahan di atas kepala laki-laki tua. Itulah topi khas dari seorang veteran perang. Pejuang yang dahulunya membela indonesia untuk mengusir penjajah, yang kini sudah berumur tua. Sisa sejarah hidup perjuangan bangsa indonesia dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Dilihatnya sesaat penampilannya menggunakan semua yang telah dia pakai. Rasa bangga akan dirinya karena keberaniannya yang terpanggil oleh ibu pertiwi dan jiwa nasionalisme yang menyala ketika bumi pertiwi berteriak-teriak karena telah diinjak-injak oleh bangsa-bansa penjajah. Meskipun cermin tidak pernah membohongi dia bahwa dia telah tua tetapi seluruh kenangan manis dan kenangan pait dia dalam berjuang tetap muda di dalam memorinya, karena kapanpun dia ingin melihat kenangan itu lewat benaknya siap kapanpun dia mau tanpa sedikitpun dia lupa. Kenangan manis ketika di masa perjuangannya dia bertemu dengan pendamping hidupnya. Berawal dari jatuh cintanya seorang pemuda pemberani menyelamatkan seorang wanita ketika perang. Yang akhirnya mereka berdua kompak dan saling mendukung dalam berjuang. Baru sekitar satu tahun yang lalu dia kehilangan teman hidupnya. Sedangkan kenangan paitnya adalah ketika dia kehilangan sebagian kaki kanannya ketika perang akibat terkena ledakan mortir hingga akhirnya kakinya harus diamputasi karena infeksi yang serius.

Sebuah hormat dia lakukan di depan kaca itu, menghormati seorang raga dirinya yang telah mengikuti kata hatinya sebagai saran tuk berjuang, menghormati hidupnya yang telah berguna bagi nusa dan bangsanya dan menghormati kemerdekaan yang telah dicapai hingga kini masih tetap tegak di nusantara.
Pagi itu dia siap mengikuti apel besar yang dihadiri oelh semua mantan veteran perang yang tersebar di kota ini. Upacara dan pertemuan untuk reuni para veteran yang diadakan di bulan mei. Sekaligus merencanakan kegiatan yang akan dilakukan lewat rapat, untuk menyambut hari kemerdekaan bangsa indonesia di bulan agustus. Dikayuhnya sebuah sepeda kumbang yang tampak sudah agak berkarat dan makin berkarat di sudut-sudut sepedanya yang membuat kusam sepedanya. Meskipun kakinya cacat tapi masih bisa menaiki sepeda dan meluncur dengan sepeda itu menuju tempat para veteran berkumpul.Sesampainya di sana terlihat teman-teman seumuran dia berkumpul di sebuah lapangan.

Wajah-wajah pribumi yang telah menua berkumpul, hingga ketika laki-laki tua berkumpul ada perbedaan yang sangat mencolok antara dia dengan para veteran yang lain. Dengan mata yang sipit menyebabkan mukanya mirip dengan wajah non pribumi alias tionghua begitulah orang-orang menyebutnya dan kulitnya yang putih dan penuh keriput di semua bagian tubuhnya. Upacara bendera akan siap dilaksanakan, barisan-barisan rapi telah buat oleh veteran-veteran pejuang. Lagu indonesia rayapun berkumandang dengan suara yang keras dari sebuah loudspeker.
Laki-laki tua itu menyanyikan lagu indonesia raya dengan penuh semangat meskipun semangat fisiknya telah memudar tapi tidak dengan semangat hatinya. Ada perasaan yang begitu menyentuh perasaan dia ketika menyanyikan lagu indonesia raya.
Sebuah lagu tanda bahwa sebuah negara telah berdiri, tanda bahwa sebuah negara sudah berdiri dan tanda bahwa sebuah negara sudah merdeka. Dan dia menjadi bagian dari perjuangan itu semua dan dia sangat bangga dengan semua itu dan juga bersyukur ketika dia diberi kesempatan masih tetap hidup untuk melihat bangsanya menjadi bangsa yang merdeka. Setelah mengikuti upacara perbincangan kecil antara dia dan teman-temannya veteran yang lain. Perbincangan mengenai gejolak dan gonjing-ganjing negara dan ketidakstabilan negara akibat krisis ekonomi.

Mahasiswa di seluruh negeri ini berdemo menuntut pemerintah atas keadaanya sekarang. Menuntut kenapa masih banyak orang lapar, kenapa masih banyak orang miskin dan menuntut kenapa makin banyak pencuri uang negara, makin banyak persekongkolan yang hanya mengguntungkan pribadi, keluarga dan organisasinya. Tidak sampai tengah hari acara yang berlangsung telah usai, hingga satu persatu para veteran yang mengikuti acara tersebut pergi meninggalkan tempat itu. Salah satu diantara adalah laki-laki tua itu.Sesampainya di rumah dilihatnya sebuah toko yang sudah buka dan beberapa orang yang sedang bertransaksi di toko emas terlihat sedang sibuk. Laki-laki tua itu melihat hal tersebut sangat senang dan gembira karena toko emas yang dikelola oleh anaknya dan cucunya sudah berhasil. Takut menggangu orang-orang yang sedang bertransaksi, laki-laki tua tersebut masuk ke dalam ruko toko emas lewat pintu belakang sambil menuntun sepda tuanya. Setelah masuk kemudian dia menuju kamar untuk berganti pakaian dan beristirahat.
Makan malampun tiba dengan berkumpulnya laki-laki tua dengan di temani oleh anak wanitanya dan cucu perempuannya. Sambil menonton acara televisi yang terus memberitakan terjadinya demo dimana-mana oleh para mahasiswa.
Pagipun tiba seperti pagi-pagi di hari-hari kemarin, tidak ada yang aneh dari pagi ini dan tidak ada yang salah dengan pagi ini. Pagi yang seperti biasanya. Hingga pagipun akan beganti siang. Hingga siang ini akan terasa sangat berbeda daripada siang di hari-hari kemarin.

Siang yang tidak akan terlupakan bagi orang-orang yang terkena musibah di siang itu tetapi masih hidup. Sekelompok orang yang meneriakkan kata-kata penuh amarah dan emosi. Entah siapa yang membuat meraka begtu sangat marah dan begitu sangat emosi. Kenapa mereka bisa berkelompok sebanyak dan mencoba merusak, membakar dan menjarah rumah-rumah yang mereka anggap tidak pribumi. Kerusuhan masal sedang berlangsung.Hantaman balok kayu memecahkan etalase kaca yang dibawahnya terdapat perhiasan emas. Sebuah toko emas milik anak laki-laki tua itu sedang dijarah. Karena tidak terima dengan perbuatan sekelompak orang itu wanita setengah baya yang merupakan anak laki-laki tua mencoba melawan dan mempertahankan apa yang menjadi haknya dan memberi penghasilan dalam hidupnya.
Tetapi usahanya sia-sia dan massa yang tak terkendali itu menghajarnya hingga meninggal. Tidak hanya itu yang telah diperbuat oleh massa yang mengamuk dan menjarah di dalam toko emas. Beberapa orang naik ke lantai dua ruku toko emas itu dan menghadang cucu perempuan laki-laki tua tadi. Entah karena begitu cantik perempuan itu dan menggoda nafsu. Akhirnya membuat beberapa orang tadi mempekosa cucu perempuan laki-laki tua tadi. Ketika laki-laki tua itu membantu cucunya tetapi apa dayanya dirinya di hadapan orang-orang yang lebih muda daripada dia.

Laki-laki tua tergeletak di atas lantai dengan penuh darah yang mengalir dari tubuhnya akibat sabetan benda tajam dan pukulan benda keras ke tubuhnya. Setelah mereka selesai memperkosanya mereka membunuh perempuan itu. Kemudian mereka orang-orang tersebut pergi meninggalkan tempat. Kemudian massa menuju ke tempat lain, mencari tempat-tempat lain untuk dijarah dan dihancurkan. Dahulu laki-laki tua itu bercita-cita ketika dia mati, dia ingin memakai pakaian seragam veterannya secara lengkap. Tapi sekarang di penghujung kematiannya dia teringat dengan semua cita-citanya itu. Dengan tubuh penuh darah dan luka dan badan yang terasa sangat perih dan sakit, laki-laki tua itu dengan sisa-sisa kekuatannya menuju kamarnya untuk mengambil dan memakai pakaian seragam veterannya. Laki-laki tua berusaha sangat keras untuk melakukan itu, karena dia ingin meti secara terhormat selagi dia bisa dengan memakai pakaian seragam tentaranya dan dia ingin mati sebagai seorang tentara yang mati di medan pertempuran yang merupakan cita-citanya juga dahulu ketika dia masih berjuang sebagai pejuang kemerdekaan. Satu persatu pakaian veterannya dia pakai dan tak lupa juga tanda pangkat dan bintang penghargaan terhadap jasanya sebagai pejuang kemerdekaan dipasang di baju hijaunya yang kini bercampur dengan merah darahnya.

Setelah semua terpasang dia tersenyum puas, karena sekarang dia tidak akan mati sebagai korban pembunuhan dari suatu massa yang rusuh, tetapi mati sebagai seorang pahlawan, karena hampir semua pahlawan mati di medan pertempuran dan mati dalam` keadaan mengenakan pakaian seragam perang.
Tubuhnya yang berseragam tentara veteran tergeletak di atas lantai kamarnya, sambil menanti akhir hidupnya dia bergumam dalam hatinya tampaknya perjuangan masih terus dikobarkan, jika dahulu musuh kita adalah para penjajah dari belanda dan penjajah jepang. Yang mempunyai ciri fisik yang jelas sehingga sasaran perang oleh tentara pejuang sangat jelas. Kepada siapa mereka menembak, kepada siapa mereka menancapkan bambu runcing sebuah tubuh dan kepada siapa mereka akan membunuh. Tetapi di masa sekarang para pejuang veteran seperti dirinya dan rakyat indonesia bingung, sangat kebingungan menentukan siapa pahlawannya dan siapakah penjajahnya. Tidakkah pernah terpikirkah di dalam hati rakyat indonesia sebagai apakah mereka di jaman sekarang ini. Menjadi seorang pahlawan atau menjadi penjajah. Seharusnya mereka menanyakan kepada diri mereka masing-masing dan sudah seharusnya seluruh rakyat indonesia adalah pahlawan.Dengan wajah penuh senyum dan tubuh yang dilapisi oleh pakaian seragam veterannya. Laki-laki tua itu meninggal. Meninggal dengan penuh kebanggan karena mati sebagai pahlawan sejati dan sedih karena perjuangan bangasa Indonesia belum berakhir karena rakyat Indonesia masih bingung menentukan sebagai apakah mereka semua di indonesia selain rakyat. Pahlawan atau penjajah....?